Menjelang KTT G20, Provinsi Bali terus memperbaiki manajemen pengelolaan sampah. Salah satunya dengan mengelola sampah berbasis sumber.
Sampah plastik yang dikumpulkan oleh warga bisa ditukarkan dengan beras. Selain membantu ekonomi warga, gerakan ini menjadikan lingkungan semakin sehat dan bersih.
Ratusan warga yang didominasi ibu rumah tangga,beramai-ramai mendatangi Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, hari minggu.
Bukan untuk antre minyak goreng, ratusan warga ini datang menukarkan sampah yang dikumpulkannya dengan beras. Hanya sampah plastik yang bisa didaur ulang yang bisa ditukar dengan beras.
Setelah sampah ditimbang dan dicatat beratnya, setiap warga selanjutnya mendapatkan kertas untuk ditukar dengan beras. Gerakan ini sudah dilakukan ke berbagai pelosok desa di Bali.
Dengan terobosan semacam ini, sampah kini memberi nilai tambah bagi ekonomi warga, dan menciptakan lingkungan yang bersih. Gerakan ini didukung kementerian dalam negeri, dengan meluncurkan gerakan inovasi langsung aksi atau gilas sampah, di Bali.
Bali menjadi contoh gerakan gilas sampah, karena menjadi tuan rumah KTT G20 tahun ini. Melalui gerakan ini, pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang berbeda, untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.