Peneliti dari Badan Risten Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Erma Yulihastin mengungkapkan prakiraan cuaca ekstrem di Semarang, Rabu (13/3/2024). Dikutip dari tulisannya yang diunggah dalam akun Twitter @EYulihastin, Rabu (13/3/2024), ia menyebut faktor penyebab hujan belum reda di kota Semarang.
Erma mengatakan efek pergerakan bibit siklon 18S dari barat ke timur (selatan Jatim) menyebabkan hujan deras persisten di Jawa (Demak, Kudus, Pati, Semarang), Madura, dan Kupang. Erma melanjutkan, selama badai siklonnya masih ada di selatan Jawa, maka setiap pergerakannya dapat me-remote berbagai fenomena cuaca ekstrem.