BANDUNG, KOMPAS.TV - Polda Jawa Barat melakukan olah tempat kejadian perkara ulang kasus pemerkosaan Dokter Priguna di lantai 7 Gedung Pusat Pelayanan Ibu dan Anak Terpadu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Di ruang 711 lantai 7 itulah, tiga korban, yakni satu keluarga pasien dan dua pasien, diperkosa Dokter Priguna Anugrah Pratama pada waktu berbeda.
Tindakan berulang pelaku di rumah sakit membuka kemungkinan Polda Jabar akan kembali memanggil pihak rumah sakit.
Sementara itu, kriminolog yang menyoroti kasus pada anak dan perempuan, Haniva Hasna, menyoroti dugaan keterlibatan pihak tertentu secara tidak langsung, seperti bagaimana Dokter Priguna mendapat obat bius dan jarum suntik untuk melancarkan aksinya.
Di Solo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya memberi efek jera pada kasus yang melibatkan dokter PPDS, seperti mencabut Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik kepada pihak yang terlibat tindak kejahatan.
Pemerintah juga mewajibkan peserta PPDS untuk menjalani tes kesehatan mental secara rutin.
Hingga saat ini, sudah ada tiga pemerkosaan oleh Dokter Priguna. Polisi membuka posko pengaduan untuk kemungkinan adanya tambahan korban pemerkosaan pelaku.
Perbuatan pemerkosaan berulang dilakukan Dokter Priguna di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Dari mana seorang dokter PPDS mendapat obat bius dan jarum suntik untuk memuluskan aksinya?
Dan apakah ada pengawasan yang lemah dari RSHS sehingga tindak pemerkosaan terjadi di dalam rumah sakit?
Kita berbincang dengan Ketua Biro Hukum dan Pembinaan Anggota IDI, Nazar, dan kuasa hukum korban, Richand Sihombing.
Baca Juga Kasus Dokter Perkosa 3 Korban di RSHS Bandung, PB IDI: Pengawasan Lewah, RS Harus Disanksi di https://www.kompas.tv/regional/586371/kasus-dokter-perkosa-3-korban-di-rshs-bandung-pb-idi-pengawasan-lewah-rs-harus-disanksi
#dokterppds #obatbius #pemerkosaan #rshs
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/586372/full-kasus-dokter-ppds-priguna-dari-mana-obat-bius-hingga-jarum-suntik-didapat
