JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak berjalan lancar karena berkaitan dengan adat dan tradisi makan langsung menggunakan tangan.
Hal ini disampaikan di dalam rapat kabinet, Senin (5/5/2025). Prabowo menduga bahwa para murid belum mencuci tangan dengan bersih saat menyantap MBG.
Guru Besar Komunikasi Politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto menyebut pernyataan ini kurang tepat. Sebab, tradisi makan dengan tangan sudah lama dan tidak ada masalah. Maka menurutnya, dalam komunikasi publik Presiden, BGN hingga BKP itu harus proporsional, terukur, dan berbasis masalah.
Pengamat Kebijakan Publik, Yanuar Nugroho mengatakan setiap kebijakan punya konsekuensi. Itu mengapa kebijakan sepenting MBG perlu uji coba supaya bisa diantisipasi, mitigasi, sehingga bisa ditangani.
Selain kebijakannya, ketika ini diimplementasikan, kita butuh orang yang bisa menjalankan. Maka menurutnya ini menjadi alert, apakah sudah ada orang yang tepat di tempat yang tepat? Sejauh ini menurutnya belum semua dan tidak ada teknokratisme.
CEO CISDI (Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives), Diah Saminarsih menyebut beberapa catatan evaluasi dan rekomendasi soal MBG:
- Kandungan gizi, penentuan menu, referensi apa yang dipakai? Apakah sudah mengikuti indeks panduan gizi dari Kemenkes?
- Tata kelola dalam organisasi dan anggaran.
- Ada prioritas penentuan lokasi, diutamakan daerah 3T terlebih dahulu agar langsung ke sasaran yang paling membutuhkan.
- Apakah anggaran sudah dipakai dengan benar dan bertanggung jawab?
- Moratorium sementara, dalam masa ini fokusnya perbaikan belanja anggaran terhadap hal-hal yang dibutuhkan terlebih dahulu.
Bagaimana menurut Anda?
Saksikan di sini: https://youtu.be/-LWhGAqK2sI?si=CdETajZ__tn5RmbJ
#mbg #makanbergizigratis #prabowo
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/620719/prabowo-singgung-penyebab-siswa-keracunan-mbg-pengamat-pernyataan-kurang-tepat-satu-meja