KOMPAS.TV - 13 hari sudah pasca banjir bandang dan longsor menerjang wilayah Aceh, bantuan demi bantuan datang silih berganti dari sejumlah kalangan, namun belum juga cukup untuk memenuhi kebutuhan harian korban.
Korban banjir juga banyak yang tidak dapat tempat pengungsian yang layak. Harta benda hingga rumah mereka rusak total, bahkan tidak sedikit yang ikut tersapu banjir.
Korban bencana di Aceh Tamiang sangat membutuhkan bantuan untuk kebutuhan bertahan sehari-hari. Mereka pun meminta adanya perhatian penuh dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyatakan keprihatinan yang mendalam kepada seluruh korban di daerah yang masih terisolasi. Muzakir mengkhawatirkan korban meninggal bisa bertambah, bukan karena banjir, namun karena kelaparan.
Sementara, warga Desa Subarang Air, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer untuk mengambil bantuan bahan pokok di posko terdekat.
Meski tidak terdampak langsung banjir bandang, namun aliran listrik dan jaringan komunikasi di Desa Subarang Air terputus akibat banjir. Bahkan akses menuju desa ini juga tertutup material longsor.
Selain harus menghadapi hari-hari dengan kelaparan, kini korban bencana juga banyak yang terserang penyakit.
Tim relawan yang tergerak secara swadaya pun berjuang untuk menjangkau daerah pedalaman demi mendistribusikan bantuan dan pengobatan korban banjir.
Relawan medis ini mendistribusikan sejumlah bantuan logistik dan obat-obatan hingga pemeriksaan kesehatan pengungsi korban banjir.
Seperti di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, warga terdampak banjir mulai mengeluhkan batuk dan demam.
Warga berharap percepatan pembukaan akses ke wilayah terisolasi agar seluruh bantuan dan pertolongan medis dapat terdistribusi dengan baik.
Gubernur Aceh pun sampai khawatir warganya bisa mati kelaparan. Bagaimana upaya terbaik korban bencana untuk bertahan di saat bantuan sulit datang?
Dan apa yang menjadi kendala terbesar selama proses pengiriman bantuan, baik bahan pokok maupun alat kesehatan dan obat-obatan?
Akan kita bahas bersama relawan medis Aceh Barat Daya, Dokter Arfan Asmadi, dan Ketua MER-C Indonesia Cabang Medan, Dokter Malik Abdillah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/636078/full-relawan-medis-dan-mer-c-medan-soal-kondisi-kesehatan-korban-banjir-longsor-di-sumatera